Pada tanggal 20 April 2018, Program Studi Sastra Jepang Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan workshop dasar-dasar mengambar manga dengan narasumber ibu Yulianis Elisabeth Leona Permana (Pengajar di Machiko Manga School 2009-2018). Pertama-tama mahasiswa belajar menggambar proporsi tubuh wanita muda dengan karakter moe. Kemudian dilanjutkan dengan menggambar tokoh pria, tokoh pria yang digambar contohnya adalah tokoh Saitama (action). Hal penting yang perlu diingat adalah saat menggambar tokoh wanita maupun pria perlu ada referensi, seperti foto, gambar dari majalah, figure dan lain-lain.

Kemudian setelah itu mahasiswa berlatih menggambar latar belakang. Ketika menggambar latar belakang kita sangat memerlukan perspektif yaitu messen (garis khatulistiwa), sehingga didapatkan latar yang seimbang. Langkah berikutnya yaitu mahasiswa belajar menggambar angel bawah (aori) yang dilihat dari sisi samping, untuk menggambar angel bawah bagian atas lebih besar dari bagian bawah tubuh. Selain itu mahasiswa juga belajar menggambar ekspresi tokoh. Ekspresi dapat dengan mudah diketahui dari arah alis atau mata, kerutan di dahi, dan garis bibir. Pada kesempatan ini mahasiswa juga belajar teknik pencahayaan pada manga, bagian yang paling dekat dengan cahaya adalah bagian yang paling terang , yang paling jauh diarsir untuk menunjukkan agak gelap.

Kemudian beberapa mahasiswa bertanya teknik untuk menggambar poni, lipatan baju, topi dan awan. Ternyata untuk menggambar poni harus tahu arah potongan rambutnya. Kemudian untuk membuat lipatan baju harus memperhatikan arah tangan. Lalu untuk menggambar topi, bagian kepala dipotong sesuai dengan dalamnya lingkaran topi dan untuk menggambar awan harus diperhatikan cuacanya.

Untuk menggambar tokoh laki-laki dan wanita sebetulnya sama, hanya kaki tokoh laki-laki lebih panjang sedangkan perempuan lebih pendek, kemudian tokoh wanita bagian pinggul dan dadanya lebih lebar.

Untuk menulis manga, cerita dan background lingkungan harus ditulis sedetail-detailnya guna pencitraan tokoh ke depannya. Kemudian harus ditentukan deco (tokoh utama) dan boko (tokoh pendukung). Untuk kotak-kotak cerita, dicorat-coret dulu pada selembar kertas, jangan langsung dijadikan cerita, ini dilakukan untuk kesempurnaan saat membuat manga. Saat membuat cerita manga, ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu KiShoTenKetsu. Kishoten merupakan kependekkan dari Ki yaitu permulaan (pendahuluan), Sho yaitu pendalaman cerita dan karakter, Ten yaitu klimaks cerita. Selain itu ada satu hal yang tidak kalah penting yaitu Ketsu/ Ochi, Ketsu adalah akhir cerita yang tidak terduga.

Demikianlah workshop dasar-dasar membuat manga yang disampaikan oleh ibu Leona, mahasiswa sangat tertarik sekali dengan workshop ini dan mereka langsung mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh ibu Leona dengan langsung membuat tokoh manga di selembar kertas. Semoga workshop ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan semoga pada kesempatan berikutnya program studi sastra Jepang dapat mengadakan workshop dan kuliah umum yang bermanfaat danĀ  sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa. Aamiin.




Source: berita uai

Source: beasiswa