Bapak Nur Hizbullah, Dosen Sastra Arab Universitas Al Azhar adalah dosen yang memiliki minat pada ilmu linguistik dan penerjemahan. Beliau merupakan sosok yang selalu ingin menebar manfaat pada sesama, sehingga beliau selalu melakukan penelitian terkait ilmu yang diminatinya. Dengan hasil penelitiannya, beliau berharap memberikan pengetahuan baru kepada khalayak dan menjadi bahan bagi peneliti lainnya. Beliau juga merupakan sosok yang senantiasa memotivasi mahasiswanya agar produktif, kreatif dan inisiatif. Oleh karena itu, salah satu upaya yang beliau lakukan untuk mendorong mahasiswanya adalah mengajaknya untuk ikut serta dalam penelitian-penelitiannya.
Oktober 2016, beliau berencana melakukan penelitian terkait Korpus Al Quran. Dalam setiap kelas yang diajarnya, beliau mencoba mengajak mahasiswanya untuk ikut serta dalam penelitiannya ini. Satu per satu dari mahasiswanya kemudian mendaftarkan diri secara personal kepada beliau. Hingga akhirnya terkumpullah sembilan orang dari berbagai angkatan yang diantaranya; Caskiman, Fuzi Fauziah, Kharisma Rosma Dewi, Awaliyah Ainun Niswah, Elco Mytha, Sulistianingsih, Halwani, Nurul Azizah, dan Ismi Wafda Maulidiyah. Penelitian tersebut dilaksanakan kurang lebih sekitar tujuh bulan, dan dipresentasikan pada awal bulan agustus 2017. Selain di Universitas Al Azhar Indonesia, beliau juga mempresentasikannya di UGM.
Meskipun penelitian tersebut sudah dipresentasikan, nyatanya penelitan tersebut belum benar-benar berakhir. Maka dari itu beliau tetap mengumpulkan sembilan mahasiswanya untuk agenda penelitian selanjutnya. Dalam grup media sosial Whatsapp, beliau mengajak mahasiswanya untuk mencoba ikut serta menjadi pemakalah dalam sebuah seminar skala internasional di UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, pada tanggal 23 Oktober 2017. Setelah melakukan pertemuan dan kesepakatan, terbentuklah 3 kelompok yakni: (1) Caskiman, Elco Mytha, dan Nurul Azizah mengambil sub tema tentang penerjemahan; (2) Kharisma Rosma Dewi dan Fuzi Fauziyah mengambil sub tema Sosiolinguistik; (3) Sulistianingsih, Awaliyah Ainun Niswah, dan Ismi Wafda Maulidiyah mengambil sub tema Pengajaran. Kurang lebih selama 2 minggu, setiap kelompok melakukan pengumpulan data, perumusan masalah dan penulisan abstrak. Sebagaimana ketentuan, abstrak dikumpulkan paling lambat tanggal 02 Oktober 2017. Pada tanggal 03 Oktober, para pemakalah mulai menulis makalah dalam bahasa Indonesia, lalu diterjemahkan dalam bahasa Arab hingga tanggal 13 Oktober 2017. Setelah dievaluasi oleh Bapak Nur Hizbullah, para pemakalah melakukan perbaikan dan mengirimkannya melalui E-mail pada panitia seminar. Lalu pada minggu, tanggal 22 Oktober 2017, para pemakalah berangkat ke Bandung.
Senin, 23 Oktober 2017, hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Para pemakalah bersama-sama berangkat menuju universitas dari pukul 07:00 wib. Sesampainya di universitas, para pemakalah diarahkan menuju gedung Anwar Musaddad untuk menyaksikan pembukaan acara dan seminar bersama empat keynote speakers yang dua diantaranya adalah native speaker dari Timur Tengah. Setelah seminar tersebut berakhir, para pemakalah diarahkan menuju gedung V UIN Sunan Gunung Djati Bandung, untuk melaksanakan presentasi. Setiap kelompok memasuki ruangan berbeda sesuai dengan sub tema yang diambil. Tepat pada pukul 14.30 wib acara Seminar Pleno dimulai.
Setiap kelompok diberi kesempatan selama 10 menit untuk mempresentasikan makalahnya. Seminar pun berjalan lancar dan sukses dilihat dari antusiasme dan tepuk tangan dari peserta. Para peserta silih berganti mengajukan pertanyaan, namun karena keterbatasan waktu, presentasi harus diakhiri. Setiap kelompok pun selesai mempresentasikan makalahnya. Sebelum acara diakhiri, juri mengumumkan nilai masin-masing pemakalah, dan alhamdulillah, semua kelompok dari Universitas Al Azhar Indonesia mendapatkan nilai A untuk makalah dan presentasinya.
Bagi para pemakalah, seminar ini menjadi pengalaman pertama yang sangat berharga. kesan pertama yang tidak akan terlupakan yang mungkin ketika sebelum presentasi merasa minder, takut, grogi dsb karena peserta dan penyimak dari berbagai kalangan mulai dari dosen, mahasiswa S2, dll dan ini menjadi tantangan tersendiri untuk kami yang belum pernah tampil di depan orang-orang hebat dan kami hanyalah mahasiswa S1 yang masih dibilang baru dalam mengeyam pendidikan, tapi ini tidak mematahkan semangat kami justru ini menjadi acuan untuk membuktikan bahwa kamipun punya mimpi, kami punya keinginan untuk bisa disandingkan dan berkompetisi dengan masyarakat umum.