Jakarta (29/11)- Jum’at kemarin Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan acara “International Seminar On Early Childhood Care Education” yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi dan Pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia serta dihadiri oleh berbagai guru dan peserta dari dalam maupun luar kampus. Acara yang merupakan salah satu bentuk media belajar mahasiswa diluar kelas ini juga turut mengundang Dr. Yoshie Kaga (Progamme Specialist in Early Chilhood, UNESCO Paris), Masatoshi Jimmy Suzuki (Associate Professor, Hyogo University of Teacher Education) dan Dr. Dan Cloney (Research Fellow, Teaching Learning and Leadership Australian Council for Education Research). Dibuka langsung ole Rektor Universitas Al Azhar indonesia Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc. ini dimoderatori langsung oleh Bapak Lukmanul Hakim (Direktorat PGTK PAUD dan Diknas). Diskusi yang juga terselenggara berkat kerjasama Universitas Al Azhar Indoensia dengan ECCE (Early Chilhood Care Education) ini berlangsung dengan sangat menarik dan interaktif.
“ECCE around the World” sendiri adalah salah satu program yang mencakup berbagai topik tentang pendidikan dan perawatan anak usia dini dari perspektif peneliti di seluruh dunia (childresearch.net). Pendidikan dan perawatan anak usia dini bervariasi sesuai dengan budaya, bahasa dan karakteristik negara tertentu. Program seminar Internasional yang bertajuk “ECCE Around The World” ini mempromosikan pemeriksaan ulang pendidikan anak usia dini di negara sendiri sambil memperkenalkan perkembangan di tempat lain. Dewasa ini, pemerintah Indonesia telah menaruh perhatian signifikan untuk meningkatkan tingkat partisipasi ECCE di Indonesia yang meliputi 33 Provinsi dengan penduduk yang telah mencapai 200 juta jiwa. Program ini membatu pemerintah untuk berfokus pada kualitas pengajaran dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi program PAUD di Indonesia kedepannya. Oleh karena itu ECCE hadir ditengah tengah generasi masa kini dalam Seminar Internasional untuk memperkenalkan lebih akan program-program edukasi dari negara lain yang kemudian bisa dijadikan acuan belajar, inspirasi maupun motivasi untuk diterapkan di Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.
Menuju sesi diskusi dengan menilik bagaimana Jepang mendidik generasi mudanya untuk berlaku disiplin dan tertib, Masatoshi menjawab “by teaching them a ceremony”. Beliau menjelaskan bahwa kegiatan ceremony (upacara) memiliki efek yang besar dalam membentuk karakter disiplin anak. Karena secara tidak langsung dalam upacara setiap anak diajarkan untuk bersikap tegap dan memakai pakaian seragam untuk lebih menggambarkan kedisiplinan. Sedangkan berkaca dari Negara Australia, mereka menggunakan sistem kualifikasi bagi sleuruh fasilitator yang ada di masing masing sektor pendidikan anak usia dini yang didirikan. Sertifikasi menurut Dr. Dan Cloney mampu membantu mengurangi kecemasan orang tua akan pendidikan buah hatinya dan tentunya akan memberikan jaminan pendidikan tersendiri.
Menciptakan generasi unggulan memang tidak selalu mudah, ada tahapan dan proses dengan cara yang berbeda dari setiap budaya yang melatar belakanginya. Setiap cara yang digunakan harus terintegrasi dengan baik sehingga mampu meningkatkan daya pikir anak usia dini yang kemudian akan menjadi acuan pola belajar dan berfikirnya dimasa depan. Diakhiri dengan sesi foto bersama, acara ini membuka banyak fikiran mahasiswa untuk terus memperbaiki Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia.
Source: berita uai
Source: beasiswa