17457841_10212839773009817_6744798527306823410_nJakarta. Presiden Perancis Francois Hollande melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pagi tadi (29/3). Kunjungan tersebut bersejarah karena merupakan kunjungan pertama Presiden Perancis setelah 30 tahun. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Perancis bertemu dengan Presiden Jokowi untuk membahas rencana peningkatan kerja sama di berbagai bidang, diantaranya terkait bidang kemaritiman, infrastruktur, energi, ekonomi kreatif serta iptek dan pendidikan tinggi.

Sejumlah nota kesepakatan atau MoU (Memorandum of Understanding) telah ditandatangani di bidang pembangunan berkelanjutan, riset teknologi dan pendidikan tinggi, pertahanan, kelautan perikanan dan pariwisata. Salah satu naskah kerjasama yang ditandatangani antara kedua pemerintah adalah Perjanjian Kerjasama di Bidang Iptek dan Inovasi. Perjanjian tersebut merupakan pembaruan dari perjanjian serupa yang ditandatangani pada tahun 1979.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan bahwa peningkatan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Perancis khususnya di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi memiliki nilai strategis  bagi kedua negara. “Penandatanganan Perjanjian ini merupakan momentum kebangkitan kerjasama iptek, inovasi dan pendidikan tinggi antara kedua negara” ujar Menristekdikti.

Dalam perjanjian tersebut, pemerintah kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan beberapa bentuk kerjasama, yaitu:
a) Proyek dan program penelitian dan inovasi ilmiah bersama;
b) Kunjungan dan pertukaran ilmuan, staf ahli, atau pakar dalam bidang tertentu, termasuk pendidikan tinggi dan vokasi;
c) Pertukaran mahasiswa, trainee, dosen dan ilmuan muda;
d) Konferensi ilmiah, seminar, workshop, book fairs, pameran ilmu pengetahuan dan teknologi dan kegiatan bersama lainnya;
e) Pengembangan dan penilaian kurikulum dan kualifikasi;
f) Pertukaran informasi program gelar sarjana di kedua negara untuk membantu proses pengakuan akademik bagi sarjana dan diploma;
g) Pertukaran informasi tentang penelitian dan pengembangan inovatif, model inovasi dan berbagi best practices di bidang kepentingan umum seperti kemitraan publik-swasta-akademik; dan
h) Kerjasama bilateral bentuk lain yang disepakati kedua belah Pihak yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Melalui Perjanjian Kerjasama ini, Kerjasama Iptek dan Inovasi antara Indonesia dan Perancis akan digagas pada bidang-bidang berikut:

a) Keamanan pangan dan Agrikultur, sustainability sektor tropical agro-food;
b) Energi, termasuk energi yang dapat diperbaharui dan energy alternative;
c) Kesehatan;
d) Transportasi;
e) Advanced Material; seperti nanoteknologi;
f) Teknologi informasi dan komunikasi;
g) Maritim;
h) Studi dan perlindungan keanekaragaman hayati darat dan laut;
i) Penanggulangan Bencana Alam, termasuk studi tentang bahaya vulkanik;
j) Penerbangan dan Teknologi Ruang Angkasa; dan
k) Humaniora dan Ilmu Sosial.

17554157_10212839771489779_4400884900559844477_nSedangkan di Sektor Pendidikan Tinggi, kerjasama antara kedua negara akan diintensifkan di bidang :

a) Pembelajaran dan pengajaran; termasuk pendidikan guru dan pengembangan profesi, e-learning;
b) Teknologi pembelajaran inovatif, fasilitas dan model operasional terkait;
c) Teknologi pendidikan dan e-governance; dan
d) Pengakuan bersama tentang gelar akademik dan diploma, dan pertukaran informasi tentang sistem pendidikan dan kurikulum yang sesuai dengan peraturan berlaku di masing-masing negara.

Menristekdikti menjelaskan Perjanjian Kerjasama tersebut ditandatangani olehnya  bersama dengan Christophe Sirugue, Menteri Muda Bidang Industri, Digitalisasi dan Inovasi Perancis. Perjanjian tersebut akan menjadi payung hukum bagi beberapa kesepakatan kerjasama lain dalam bidang IptekDikti yang juga akan ditandatangani dalam kunjungan Presiden Perancis ke Indonesia.

Kesepakatan tersebut diantaranya:

(1) Pengaturan tentang Kemitraan Hubert Curien Perancis-lndonesia “Nusantara”;
(2) Perjanjian Kerja Sama dalam bidang Riset dan lnovasi antara Kemenristekdikti dengan Cosmetic Valley;
(3) Perjanjian Kerangka Kerja Sama antara BPPT dengan INSA; dan
(4) Perjanjian antara Kemenristekdikti dengan Universitas Montpellier tentang Program Peningkatan Kapasitas

Khusus untuk kerjasama Program Kemitraan Hubert Curien (PHC) “Nusantara”, Menristekdikti menyatakan bahwa program tersebut telah digagas kedua negara sejak tahun 2008, dan telah berhasil diimplementasikan dengan baik hingga saat ini. Kesepakatan terkait Program Nusantara yang ditandatangani pada kunjungan Presiden Perancis kali ini adalah untuk memperbarui program kerjasama PHC Nusantara yang telah disesuaikan dengan program prioritas di Indonesia dan Perancis.

Tujuan dari program kerjasama PHC Nusantara adalah untuk mempromosikan dan mendukung kerjasama penelitian di Indonesia dan Perancis. Kerjasama tersebut dapat dijalin baik antar Negara maupun asosiasi penelitian (baik milik pemerintah maupun swasta) selamamereka memiliki satu tujuan dalam penelitian bersama”, ujar Menristekdikti. (MR/KSKP)

Source: belmawa

Source: entrepreneur